Rabu, 13 Juli 2011

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR (Perusahaan)

Sistem Informasi Manufaktur merupakan subset dari Sistem Informasi Manajemen yang menyediakan informasi untuk digunakan dalam pemecahan masalah manufaktur. Manajer dalam area manufaktur menggunakan komputer sebagai komponen sistem fisik maupun sistem informasi konseptual. Manajer pada area manufaktur menggunakan komputer dalam sistem produk fisik untuk aplikasi seperi CAM (Computer Aided Manufacturing) dan CAD (Computer Aided Design).


Sebagai Sistem informasi konseptual, komputer digunakan dalam menjadwalkan produksi, mengatur persediaan, mengendalikan kualitas produk dan melaporkan biaya produk.

Semua aplikasi untuk fsiik maupun konseptual disebut CIM (Computer Integrated Manufacturing).

Pendekatan Mengelola Proses Manufaktur Menggunakan Informasi:
- Titik Pemesanan Kembali / ROP (ReOrder Point)
Adalah pendekatan reaktif yaitu keputusan pembelian pada titik pemesanan kembali dengan menunggu hingga saldo suatu jenis barang mencapai tingkat tertentu.
- Perencanaan Kebutuhan Material / MRP (Material Requirements Plannings)
Adalah pendekatan proaktif yaitu mengidentifikasi material yang akan diperlukan, jumlahnya, dan tanggal diperlukannya.

Komponen-komponen utama sistem MRP:
1. Sistem Penjadualan Produksi
Yaitu menyiapkan master production schedule yang memproyeksikan produksi hingga satu tahun ke depan untuk mengakomodasi proses produksi. Master production schedule menggunakan 4 file data mencakup file Pesanan Pelanggan, file Ramalan Penjualan, File Persediaan Barang Jadi, file Kapasitas Produksi.
2. Sistem Material Requirements Planning
yaitu menentukan berapa banyak material yang diperlukan untuk memproduksi jumlah unit yang diinginkan.

File yang diperlukan:
File Bill Of Material, kuantitas pada bill of material dikalikan dengan jumlah unit yang akan diproduksi kebutuhan bruto (gross requirements).
File Persediaan Bahan Baku digunakan untuk menentukan material yang telah dimilki. Material tersebut dikurangi dengan kebutuhan bruto kebutuhan netto (net requirements) yaitu jumlah yang harus dibeli untuk memenuhi jadual produksi.

3. Sistem Capacity Requirements Planning
Berhubungan dengan sistem Material Requirements Planning
Untuk memastikan bahwa produksi terjadual sesuai dengan kapasitas pabrik.

4. Sistem Pengeluaran Pesanan (Order Release System)
Menggunakan jadual pesanan terencana untuk input dan mencetak laporan pengeluaran pesanan (order release
report). Satu salinan diserahkan kepada pembeli di departemen pembelian untuk berunding dengan pemasok, dan salinan lain dikirimkan ke manajer manufaktur untuk mengontrol proses produksi.

- Perencanaan Sumber Manufaktur / MRP II (Manufacturing Resource Plannings)
Adalah mengintegrasikan semua proses di dalam manufaktur yang berhubungan dengan manajemen material.
Manfaat MRP II :
1. Penggunaan sumberdaya yang lebih efisien
2. Perencanaan prioritas yang lebih baik
3. Pelayanan pelanggan yang meningkat
4. Semangat pekerja yang meningkat
5. Informasi manajemen yang lebih baik

- JUST -IN-TIME (JIT)
Menjaga arus material ke pabrik hingga minimum dengan menjadualnya agar tiba di stasiun kerja tepat pada waktunya (just in time)

SUBSISTEM INPUT MANUFAKTUR
Terdiri dari Sistem Informasi Akuntansi, Subsistem Rekayasa Industri, dan Subsistem Intelijen Manufaktur.

Sistem Informasi Akuntansi
Menyediakan data input bagi aplikasi manufaktur. Terminal ditempatkan di seluruh pabrik untuk mencatat kegiatan pekerja manufaktur dan sumber daya mesin ketika bahan baku diubah menjadi produk akhir.

Subsistem Rekayasa Industri
Menyediakan data dan informasi yang menjelaskan operasi manufaktur internal dari Industrial Engineer (IE) yang mempelajari proses produksi agar menjadi lebih efisien yaitu dengan merancang sistem produksi fisik dengan menentukan lokasi pabrik, cara mengatur jalur produksi, dan urutan proses yang harus dilaksanakan.

Subsistem Intelijen Manufaktur
Menyediakan data dan informasi mengenai pemasok dan serikat buruh yang dikumpulkan melalui penelitan khusus dan pertemuan pribadi.

SUBSISTEM OUTPUT MANUFAKTUR
Terdiri dari Subsistem Produksi, Subsistem Persediaan, Subsistem Kualitas.

Subsistem Produksi
Mengukur proses produksi dalam hal waktu dengan menelusuri arus kerja dari satu langkah ke langkah berikutnya.

Subsistem Persediaan
Mengukur volume kegiatan produksi saat persediaan diubah dari bahan mentah menjadi barang dalam proses dan akhirnya barang jadi.
Perusahaan berusaha meminimumkan biaya pemeliharaan dengan menjaga agar tingkat persediaannya rendah dengan cara memesan dalam kuantitas kecil atau ekonomis. Metode yang dapat digunakan adalah EOQ & EMQ.
EOQ (Economic Order Quantity): menyeimbangkan biaya pemeliharaan dan pembelian serta mengidentifikasi biaya kombinasi terendah.
EMQ (Economic Manufacturing Quantity): menyeimbangkan biaya penyimpanan persediaan dengan biaya ketidak efisienan produksi.

Subsistem Kualitas
Mengukur kualitas bahan saat bahan tersebut diubah. Diukur mutu/kualitasnya mulai saat diterima dari pemasok, berbagai titik dalam proses produksi, dan barang jadi sebelum meninggalkan pabrik.

Subsistem Biaya
Mengukur biaya yang terjadi dalam proses produksi

0 comments:

Klampok Child | XKom | Win7Aero